TEMPIAS.com – Google Doodle
hari ini, Senin, 29 Juni 2020 menampilkan subak Khasanah budaya Tanah Air.
Subak adalah sistem
irigrasi di Indonesia. Sistem terasering atau berundak ini merupakan Warisan
Dunia dari Unesco pada 2020.
Subak merupakan
undakan sawah berdasarkan istilah Bali. Praktik ini juga diterapkan di hampir
seluruh sawah di sisi pergunungan di Tanah Air.
Subak merujuk satu
sistem irigasi, kanal, terowongan, dan bendungan yang memungkinkan sawah di
Bali tetap subur. Kondisi ini juga membuat simbiosis dengan alam selama lebih
dari seribu tahun.
Subak dianggap sebagai
cerminan dari filosofi Bali kuno Tri Hita Karana, yang secara longgar
diterjemahkan menjadi "tiga penyebab kesejahteraan" dan menggambarkan
cita-cita kerohanian, antarpribadi, dan harmoni alami. Sistem ini memungkinkan
para pengurus sawah menjaga pasokan air yang terbatas dapat dibagi secara damai
untuk ribuan petani individu. Diperkirakan lebih dari 1.200 petani yang
memanfaatkan subak.
Subak adalah ideologi
yang diturunkan dari tahun ke tahun. Sistem subak tradisional ini telah dijalankan
dengan dedikasi tak tergoyahkan sejak pembentukann awalnya pada abad ke-9.
Praktek subak telah
menciptakan lanskap megah dan berlimpah sawah padi bertingkat yang menyiram
hektar, dan merupakan fenomena yang tidak dapat ditiru yang mengisi hati dan
perut rakyat Bali.
Hana Augustine,
pembuat ilustrasi untuk Google Doodle asal Indonesia menyebutkan dirinya bangga
karena sistem pengairan sawah ini terus diserap di berbagai negara dunia.
“ Meskipun tema Doodle
adalah untuk merayakannya secara khusus, saya ingin menyoroti bahwa subak tidak
dapat bertahan hidup tanpa kerja keras petani yang menopangnya dan tanah. Para
petani ini sering diabaikan, namun kami mengkonsumsi hasil kerja mereka setiap
hari,” kata Hana kepada tim Doodle.
Hana menyebutkan,
Subak dalam konteks hari ini di tengah pandemi global COVID-19, maka doodle ini
untuk mengingatkan pentingnya peran ketersediaan pangan ini.
“Karakter untuk
mewakili para petani ini, sebagai cara bagi kita untuk diingatkan akan
pekerjaan mereka dan peran yang sering dilupakan. Karenanya, gambar yang saya
buat bertujuan untuk mengenali dan menghormati mereka,” katanya.
Hana berharap
dunia juga menyadari jika sistem ini berasal dari Indonesia. Dan setiap orang
yang sedang melihat sistem irigasi berundak langsung teringat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Write comments